Halaman

Selasa, 29 Oktober 2013

Hujan


Aku ingat  kamu, selalu setiap hujan turun
aaah entah bagaimana ceritanya ;)


Senin, 14 Oktober 2013

Kamu, Si Biru

   
     Suatu hari yang cerah. Aku sendirian duduk di bangku ke dua dari belakang di ruang Aula kampus. Dalam sebuah acara dan tentu saja, aku tak sendirian di sana, ada yang lainnya, terhitung lumayan banyak. Di tengah acara, fokusku beralih dari tema yang tengah dibawakan oleh sang Bintang Tamu acara ke sebuah warna yang tiba-tiba menyita perhatianku. 
Biru. Warna itu tersangkanya. Dalam bentuk jilbab yang dikenakan oleh seorang ukhti, warna biru itu nampak makin anggun. Bukan dengan modifikasi cara memakainya, namun fokusku ke bagaimana warna itu telah berhasil membuatku terkesan dan terpesona justru di tengah warna cerah lainnya. Birunya begitu lembut namun tajam di penglihatanku, beda. Aah sesuatu sekali rasanya.
    Bukankah aku sudah sering melihat warna biru? tapi kenapa hari ini tampak "sesuatu" sekali? Entahlah, birunya memang sama --biru tua yang agak muda. Dan memang sejujurnya selama ini aku tak begitu tertarik dengan warna biru, aku lebih menyukai warna merah dan kuning yang terang dan berkesan penuh semangat. Ada apa dengan warna biru kali ini? Pertanyaan itu terus berulang, aku harus segera menemukan alasannya --pikirku. Terlepas dari segala arti atau filosofi dari warna tersebut lalu jawabanku mentok, --mungkin biru memang warna yang memikat.
Harus aku sisihkan rasa malu ku untuk mengakui, memang iya aku terus berlama-lama memandangi biru itu. Rasa-rasanya bukan sekedar karena sejuk dipandang, namun juga dari biru itu terpancar kelembutan yang menyemangati, mendamaikan, ada kesan yang mendalam dengan warna itu, sederhana tapi entah bagaimana menjelaskannya seperti penuh misteri yang memanggil jiwaku untuk mencaritau sesuatu dibalik warna itu. Apa aku terlalu berlebihan? Aah ini tentu saja bukan rasa yang biasa :)
   

Jumat, 11 Oktober 2013

Maafkan Aku Jika


Jika kata "Aku mencintaimu" itu lekat sekali dengan sebuah
pembuktian tentang pengorbanan apa saja yang telah dilakukan untuk
membahagiakan orang yang dicinta, maka aku memilih mundur untuk mengatakan
"Aku mencintaimu", karena aku telah gagal. Gagal membuktikan tentang 
pengorbanan termaksud itu.
Menjadi pecundang mungkin pilihan terbaikku saat ini, 
saat aku tak tau harus mengorbankan apa untuk membuktikan rasa itu.

Jika kata "Aku mencintaimu" itu sudah satu paket dengan keharusan menguasai ilmu
tentang "Manjaga Hati", maka sekali lagi aku akui telah gagal.
Karena segala apa yang aku lakukan justru merusak hati sendiri dengan
angan yang selalu berlebihan tentangmu.

Jika kata "Aku mencintaimu" itu akrab sekali dengan konsekuensi untuk terus
bersabar, maka maafkanlah aku yang selalu memaksa Dia untuk secepatnya
mempersatukan kita.

Tapi,
Jika kata "Aku mencintaimu" itu berpasangan dengan konsep "Jarak samudera" maka
dengan semangat berapi-api aku akan bertahan untukmu.

Minggu, 06 Oktober 2013

Judul Cool :v


Aku suka banget ama judul buku karangan Tasaro GK ini, tapi belum sempet baca isinya masa',.. -_- :D
Simpel tapi ngenak banget, like like banget (y)